Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2020

Salam Untuk DIA

Aku menyelinap.  Mundur ke ingatan tentang manis senyum bibir merahmu.  Rekah seperti delima.  Perpaduan apik dari hitam manis kulitmu dan ikal rambutmu.  Kusut dalam rasa yang tak pernah kutanggapi bahkan tidak dari setengah hatiku Tapi kalbu perawan sangat dalam.  Tak sedikit rasa terpancar dari legam matamu.  Namun aku berpaling dari kerlinganmu.  Aku berhenti, kamu diam.  Kita berpisah di purnama ketiga. Sesal bukan soal resah akan hal yg salah.  Kata maaf bukan lagi penawar daripada dendam dan luka.  Mengingat tak lagi berarti pada rangkaian bisumu yg abadi. Bilakah kau berpaling padaku?  Bercengkrama denganmu adalah asaku.  Meraup senyum manismu dan kubawa pulang.  Tanya itu kulepas bersama doa.  Tenanglah di sisiNya. Bulukumba, hari ke 14 bulan ke 12 tahun 2018

Pesantren Itu 11 12 Dengan Ikan Asin

Kalau kamu cuma baca judul, saya yakin semua sumpah serapah mu akan kamu alamatkan ke saya, walau saya ndak kasih kode pos...hehehe...jadi gini soub, di baca pelan2 baru komentar, kalau di baca Alhamdulillah, kalau ndak di baca,..ya dibacalah....itung2 menghargai teman mu ini yang sudah susah payah membuat postingan yang panjang kayak surat kabar, itu lagi surat kabar ndak sepanjang postingan saya ini...hehehe. Beberapa waktu yang lalu istri saya menelpon, seperti biasa istri saya itu kalau menelpon lamanya luar biasa bisa sampai habis cas hp cuma untuk menjawab telponan dia, tapi sebagai wanita yang ditinggal jauh sama yayanknya wajar saja kan, dan saya pun senang, maklum kami sekeluarga cuma bisa kumpul sekali sebulan, itupun dengan durasi 2 atau 3 harian, jadi buat teman2 yang sehari-hari bisa kumpul sama keluarga maka bersyukurlah. Dia cerita tentang pendidikan anak2, soal sekolah umum dan pesantren, dia agak kesal dengan ibu teman anak sekolahnya yang cerita terlalu b...

Syukur

Syukurin saja apa yang ada, nasehat klasik sejak zaman dahulu kala, Islam paling ketat mengajarkan rasa syukur pada umatnya, hanya saja sebelum rasa syukur itu ada tawakal dulu, berdoa dan berusaha, paling tidak niat untuk berubah itu ada, lalu sisanya serahkan pada Allah yang maha kuasa yag mengatur hidup dan kehidupan setiap makhluk yang bernafas di muka bumi ini, apa yang di putuskan oleh tuhan itulah pilihan terbaik untuk kita, proses nya itu tidak terjadi dalam rentang sekali dalam seumur hidup kita, tapi terus berputar dalam aktifitas keseharian kita, detik ini kita berbuat maka di detik berikutnya kita di tuntut untuk berbuat lagi, maksudnya gini, hari ini kita bekerja dan menghasilkan sekian-sekian, itu sudah upaya maksimal maka syukuri apa yang di dapat, besok kembali dengan hal yang sama, hasil hari itu,  itu lah apa yang sudah Allah putuskan untuk kita. Tapi kadang soub, kita jadi kurang menempatkan persepsi syukur ini, dan sungguh tak lazim buat saya pribadi , ...