Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

Elegi Rindu

Pagi masih hitam. Riuh kokok pejantan memaksa malam melepas tangannya bersedekap. Berebut menggaduh debu yg lindap terguyur hujan semalam. Dingin dan lembap. Menghitung altokumulus hingga pada bongkahan yg disapa kebisuan pelan-pelan. Kupetik satu yang paling besar mengantonginya di saku baju. Serat-seratnya larut krn panas kuku tubuhq. Resap sampai dingin menyumsum jiwa tenang seharian. Matahari hidup, rizki dilepas, liar bertualang. Kau titip doa pada urat punggung tanganq. Sendu matamu menembung harga diri kelelakianq. Kudapati syahdu doa menghangat di sudut matamu. Lesap di bibirku. Terik di atas kepala membunuh setengah usia. Mengeruk liar petualangan rizki hingga jauh membawa diri. Gadisku rindu di depan pintu, anak kecil bersenda-senda, menumpuk batu dan menjatuhkannya lagi. Sungguh tak terperikan sebongkah rasa yang entah makin membesar. Pikir nelangsa mengingat titipan doa. Cepat kembalikan hati beranjak menemui keharusan diri. Hidup tak pernah lebih man...

Disini Saya Berdiri.

Sudah tanggal 15 bulan 12, beberapa pekerjaan laporan saya kebut habis-habisan, waktunya sudah lewat memang, sudah mau masuk pertengahan tahun, sudah mau berganti tahun lagi malah, maklum seabrek pekerjaan berbau kertas dan tinta pena cukup menyita waktu dan perhatian ku kalau sudah mau masuk akhir di setiap bulannya, dan akan berlanjut terus ke bulan berjalan berikutnya, dan Alhamdulillah beberapa pekerjaan laporan sudah saya selesaikan, hampir 5 jam saya berada di depan layar monitor meneliti setiap angka dan huruf yang saya harus laporkan, di temani kopi nikmat yang sudah bercangkir-cangkir  putus sambung dari tadi pagi, kopi dengan sejuta #PanduanNikmatRasaMantab, hehe.. Beberapa waktu yang lalu, berada di depan monitor komputer secara marathon cukup melelahkan, lelah mata dan fisik, bayangkan saja kalau harus duduk sampai 3 atau 4 jam, jemari tangan menari diatas keyboard, mata pun jelalatan plototin layar meneliti setiap angka dan huruf agar tidak salah, dan walapun ...

Kenangan di Peti Kayu

Waktu membilang. Melangkah panjang-panjang.  Tetiba kita pada dua puluh satu.  Seperti gemulai remaja-dewasa mulai nampak.  Pun gejolak pertalian kita. Ingin kupatah jarak.  Cengkrama di beranda membagi kisah akan kita simpan dalam peti kayu yang makin tua. Duh, pelita kecil mengerlip dipermainkan sepoi-sepoi.  Ada kegembiraan yg kau bawa bersama.  Tidakkah kau tau, menikmati waktu yg ditunggu berdua sangat membahagiakan daripada larut dlm kerlipanmu sendiri.  Kita menyaksikan burung gereja bersenda.  Pun kita menuliskan ingatan.  Apakah itu tersimpan dlm peti kayumu? Kamu, gadis. Pelengkap kekariban ini.  Diam dan lembut mengundang tanya.  Tapi tidak denganku.  Maukah mengajari gelombang hertz dari galaksi yg selalu kita dengarkan? Bukan tanpa alasan kita dipertemukan kembali  dlm forum tanpa tatap muka ini.  Karib, waktu yg pernah terbuang jangan pernah terulang....